Rabu, 06 Januari 2010

Kritik Seorang Rakyat Kepada Sang Gubernur




Lihatah apa yang di katakan, dan janganlah melihat siapa yang mengatakan. Demikianlah salah satu ucapan sahabat Ali bib Abi Tholib ra, yang cukup terkenal pepatah masyhur ini sudah se- layaknya kita terapkan, Sebab dalam beberapa peristiwa, kita seringkali menemukan kebenarannya.





Suatu hari ketika gubernur Al-Hajjaj dan para tokoh warga irak sedang berada didalam gedung tinggi yang baru di bangun,tiba-tiba seorang remaja Khawarij belasan tahun hadir di hadapannya. Kedatangannya tidak menggugah Al-Hajjaj. Ia terus memperhatikan dan mengagumi bangunan tinggi tersebut.
Sementara si remaja sambil menoleh kanan -kiri saranya membaca ayat. " Apakah kalian mendirikan tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main, dan kamu membuat benteng-benteng agar kamu kekal? Dan apabila kalian menyiksa kalian menyiksa dengan kejam dan bengis. Maka bertaatlah kepada Allah dan taatlah kepada-Ku. ( QS Asy-Syu'ra: 128 - 131 )
Mendengar bacaan tersebut Al-Hajjaj yang sedang bersandar terperanjat. Ia pun meluruskan posisi duduknya dan sambil bertanya : Hai anak muda, aku melihatmu mempunyai kecerdasan hati dan otak,apakah engkau menghafal ( memelihara ) Al-Quran ?
Remaja Khawarij menjawab ' Apakah Engkau khawatir hilang sehingga aku harus menjaganya ?
Al-Hajjaj bertanya ' Apakah Engkau menghimpunnya Al-Quran ?
Remaja Khawarij itu menjawab ' Apakah Al-Quran itu berserakan sehingga aku harus menghimpunnya ?
Al-Hajjaj bertanya lagi ' Apakah Engkau mengambil hukum Al-Quran ?
Remaja Khawarij itu balas menjawab ' Tidakkah Allah menurunkannya dengan menjelaskan aturan-aturan hukum ?
Al-Hajjaj bertanya lagi ' Apakah Engkau mengusungdengan menggendong Al-Quran ?
Aku berlindung kepada Allah dengan menjadikan Al-Quran ada di belakang punggungku. Jawab Remaja Khawarij itu

Keparatlah engkau,semoga Allah memerangimu! apa yang engkau katakan? hardik Al-Hajjaj.
Engkaulah yang keparat dan juga kaummu ! Katakanlah,Apakah engkau sadar,Al-Quran ada didalam hatimu?
Bacalah sesuatu dari A-Quran ! pinta Al-Hajjaj meminta bukti.
Remaja Khawarij itu kemudian membaca : " A'uzu billahi minas syaithonir rajim. Bismillahir Rahmanir Rahim. Idza ja'a nashrullahi wal fathu wa ra'aatan nasa yakhrujuna min dinillahi afwajan."
Keparatlah engkau !!! Bukan yakhrujuna min dinillahi afwajan ( mereka keluar dari agama Allah berbondong-bondong ). melainkan " yadkhuluna fi dinillahi afwajan ( mereka masuk agama Allah dengan berbondong-bondong ).
Memang dulu mereka masuk, namun sekarang ini telah berbalik keluar, sanggah remaja Khawarij itu dengan tegasnya. Mengapa demikian ???
Karena perlakuan burukmu terhadap mereka.
Keparatlah engkau anak muda, tidakkah engkau sadar dengan siapa engkau sedang berbicara?
Ya benar aku sadar, aku sedang berbicara dengan setan Tsaqif, Al-Hajjaj.
Keparatlah engkau, siapa yang memdidik dan membesarkanmu.....?
Yang mendidikku adalah yang juga menanamu ( Allah )
"' Siapakah Ibumu '"?
Ibuku adalah orang yang melahirkanku
'" Dimanakah engkau di lahirkan'"?
Di suatu bagian padang pasir
'" Dimanakah engkau di besarkan '" ?
Di suatu bagian daratan
'" Apakah engkau gila hingga aku oerlu mengobatimu'"?
Seandaimya aku gila niscaya aku tidak bisa berada di hadapanmu seperti sekarang ini,seolah seperti orang yang mengharap pemberianmu atau takut hukuman yang akan engkau jatuhkan, tegas remaja Khawarij menantang.
'" Apa pendapatmu tentang Amirul Mu'minin ? tanya Al-Hajjaj kembali.
Allah merahmati Abu Al-Hasan ( Ali bin Abu Tholib )ra,dan menempati kekekalan surga-Nya.
'" Bukan itu yang aku maksud,melainkan Amirul Mu'minin Abdul Malik bin Marwan.
Dia orang fasik dan durhaka ,semoga mendapat laknat Allah! komentar remaja Khawarij dengan lantangnya.
Al-Hajjaj murka dan berkata lagi,'" Keparatlah engkau, mengapa Amirul Mu'minin berhak mendapat laknat?
Karena ia melakukan kesalahan yang memenuhu langit dan bumi.
'" Apakah kesalahan-kesalahannya itu'"?
Ia mengangkatmu menjadikan gubernur atas rakyatnya,di mana engkau mengnggap halal harta mereka dan menghalalkan darah mereka.
Mendapat jawaban itu,Al-Hajjaj menoleh kearah para pembantunya yang hadir seraya bertanya, " Hukuman apa yang kalian sarankan atas remaja ini " ? Mereka menjahwab
Bunuhlah dia, sebab telah menjabut ketaatannya terhadap pemerintahan yang sah dan memecah belah jamaah kaum muslimin.
Wahai Al-Hajjaj, para pembantu Fir'aun itu lebih baik dari pada pembantumu itu.
sebab para pembantu Fir'ain itu mengatakan kepadanya tentang nabi Musa as dan saudaranya,nabu Harun as. sebagai mana di katakan dalam Al-Quran.'" Beri tangguhlah ia dan juga saudaranya.'" ( lih. Q.S. Al- A'raf : 111 ). Sedangkan mereka ( para pembantumu ) menyarankan agar membunuhku. Jadi,demi Allah Hujjah untuk dirimu itu ada di hadapan Allh, Sang Maha Menguasai atas orang-orang bengis nan kejam dan Yang Maha Manghinakan atas orang-orang yang bertindak sombong.
Telinga Al-Hajjaj semakin merah terbakar mendengar jawabannya itu dan berkat.
'" Jagalah kata-katamu itu dan kekanglah lidahmu! sebab jika tidak demikian aku khawatir kamu akan menanggung akibat besar. Aku telah memberikan perintah agar engkau di beri uang empat ribu dirham'".
Remaja Khawarij itu menjawab.Aku tidak membutuhkan uangmu itu, semoga Allah memutihkan wajahmu itu dan meninggikan mata kakimu.
Karena tidak mengerti maksud kata-kata itu, Al-Hajjaj kemudian bertanya kepada para pembantunya. Apakah kalian mengerti apa yang di maksud dengan ungkapan " Semoga Allah memutihkan wajahmu dan meninggikan mata kakimu?
Gubernur lebih mengetahui, jawab para penbantunya.
Al-Hajjajpun menjelaskan " Semoga Allah memutihkan wajahmu adalah :Kebutaan dan panu di wajah, sedangkan arti dari meninggikan mata kakimu adalah : di gantung dan di salib.
Kemudian Al-Hajjaj menoleh ke arah remaja Khawarij tadi dan bertanya : Bagai mana pendapatku tentang kata-kataku itu ?
Remaja Khawarij itupun menjawabnya :Semoga Allah memerangi betapa pahamnya engkao.
Jawaban ini membuat Al-Hajjaj semakin marah dan memerintahkannya untuk di penggal kepalanya. Sementara itu pada saat bersamaan, Ar-Raqqasyi, salah seorang pembantu dekat A-Hajjaj berkata : Semoga Allah memberi kebaikan kepada gubernur, berikan remaja itu kepadaku.
Al-Hajjaj berkata : memang ia milikmu,semoga Allah tidak memberkahi atas niatanmu itu.
Demi Allah aku tidak tahu diantara kalian berdua siapa yang lebih dungu , apakah yang memberi suatu batas waktu yang telah datang.? Balas remaja Khawarij dengan lantangnya.
Ar-Raqqasyi kemudian berkata lagi ; aku menyelamatkanmu dari hukuman mati,apakah cukup bagimu dengan kata-kataku ini??
Aku sambut gembira jika aku mati Syahid di hadapan Allah,dan dengan besar hati dansuatu kebahagiaan. Demi Allah , sesungguhnya mati di jalan Allah lebih aku sukai daripada aku pulang dengan tangan hampa.
Melihat keteguhan remaja khawarij itu ,Al-Hajjaj memberi perintah agar ia di beri uang seratus dirham dan pengampunan karena alasan usia remajamu,kejernihan pikiranmu dan ketulusan tawakalmu kepada Allah. Janganlah begitu keras kepada pemegang kekuasaan, agar engkau tidak berbenturan dengan orang yang tidak berkenan memberimu pengampunan.
Pengampunan hanya ada di tangan Allah bukan di tanganmu.
Setelah berkata demikian remaja Khawarij tersebut bergegas meninggalkan tempat. Ketika para pembantu Al-Hajjaj hendak menjegatnya, Al-Hajjaj berkata : Demi Allah biarkan dia pergi, aku belum pernah melihat orang seberani dia dan mempunyai lidah se fasih dia. Sungguh aku baru kali ini menemukan orang seperti dia. Mudah-mudahan ia tidak bertemu orang seperti aku, jika remaja itu hidup panjang maka akan menjadi suatu keajaiban pada masanya.....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar